capster kedua
Gerimis masih merintik. sisa sisa hujan sore tadi.Maghrib telah berlalu, suasana gelap menyelimut alam dgn basah hujan barusan.
Utari tengah was was menanti anak gadisnya aruni yang belum juga pulang. Ia terus mondar mandir di ruang tamu. Sementara pak rudi suaminya trduduk menikmati secangkir kopi dengan membaca koran. Di sebelahnya rita dan mila saling berpandang menyaksikan kewas wasan nyonya utari.
"udah deh ma.. Mbak aruni gak kenapa kenapa. Percaya deh." ucap rita adik aruni mencoba menenangkan ibunya.
"ia tan, bukannya udah biasa aruni pulang malam. Lgi kuliahnya jga masuk siang kan" sambung mila
" ia masalahnya ini hari hujan. Gede lagi terus kalau dia gak dapat angkot, kehujanan. Kedinginan. Gimana? " tukas bu utari dengan kepanikannya.
"aduuh.. Tan jangan brpikiran yang enggak enggak dong. Aku jdi bener2 hawatir nih. Runi.. Runi.. Napa gak aktif cit no mu?" cerocos mila bingung. Ia takut trjadi apa apa dengan sepupunya. Dan ia merasa bersalah karena udah membiarkan seseorang yg belum dikenal oleh aruni. Untuk menjemputnya.
"iih.. Mbak jangan lebay gitu kenapa ci?" ucap mila
"kamu bilang apa barusan mil.? Kok sepertinya ada yang kamu rencanakan? Kamu kelihatan ngerasa bersalah bila memang terjadi apa2 dgn aruni" tanya bu utari pada mila dengan kembali bertanya. Karena buutari merasakan ada yang aneh pada keponakannya itu.
Mila hanya terdiam gugup dan bingung. Ia tidak tahu harus bgimana untuk bicara menjelaskan.
"udah gak usah pada ribut begitu. Paling sebentar lagi juga dia datang" cetus pak rudi dengan tenangnya tanpa merasa panik sama sekali. Sementara yang lain sedang was was.
Bu utari, sang istri merasa kesal pada suaminya itu yang bicara enak dan tenang2 saja tanpa memperhatikan anaknya. "
"papa ini gimana si?..." rutuk bu utari. Ia mencoba protes namun trhenti ketika trdgngar suara ketukan pintu dri depan. Lalu ia pun segera menuju pintu depan dengan di ikuti mila dan rita..
Pintu trbuka sosok gadis dgn rambut dan pakaian basah brdiri trmangu dgn bibir yg mengembang trsenyum, namun tatapnnya menerawang kosong.
"aruni.. Anaku ya ampun., kamu baik2 aja kan nak?" ucap bu utari sambil membelai lembut anak gadisnya itu. Trlihat rita sedikit iri pada kakanya itu. Namun ia lebih heran dengan ekspresi dan tingkah kakaknya yang aneh.
"mbak runi kenapa? Kaya ada yamg aneh?" tanya rita menyikut pada mila.
"ia ta. Aku jga merasa demikian, kesambet kali ini anak." jwb mila setengah berbisik.
"aruni..? Kamu gak pa apa kan? " buutari mengulang ucapannya..
"eh... Gak.. Gak apa apa kok maa emang kenapa?" jwb aruni sedikit kaget trsentak dri lamunannya.
"ya udah ya ma. Runi masuk dulu. Basah ni baju mau ganti. " ucap aruni sembari melangkah ngloyor begitu aja. Meninggalkan mama dan adik jga sepupunya yg trdiam bingung menyaksikan tingkahnya yang aneh..
"tuh kan enggak kenapa kenapa.! Mama terlalu berlebihan. Kata anak muda jaman sekarang lebay deh loe..! Hehehe" ucap pak rudi yg ternyata sudah ada di samping istrinya.
"ah.. Bodo.." tukas bu utari kemudian pergi.
Pak rudi sang suami hanya menghela nafas sembari memperhatikan keponakan dan anak bungsunya..
" kalian gak ngikut juga?" tanyanya.
"aaah.. Papa.! Ya udah mbak masuk yuk.' cetus rita sembari mengajak mila. Namun mila masih trdiam sibuk dgn pikirannya. Ia tdi memperhatikan aruni mengenakan jaket dri bahan jens. Sementara ia tidak punya jaket model seperti itu. Setahu dirinya. Dan kelihatan kebesaran. Modelnyapun seperti model jaket laki2..
"aruni... !! Kamu harus cerita ma aku." teriaknya sambil lari masuk kerumah menuju kamar aruni..
"pada kenapa ci orang? Aneh2 bgt hari ini.." ucap rita bingung.
"ya udah gak usah di pikiri. Mending kamu masuk kamar terus belajar." pinta pak rudi pad anaknya. Ritapun ngloyor tanpa suara.
Taman alam jiwa penuh bunga, rasa suka cita menggelora..
Saat tersentuh cinta dilanda asmara
manis penuh pesona gulali dunia..
Lantunan lgu dangdut bang haji rhoma terdengar menggaung dikamar prana., pemuda itu begitu menikmati lgu yg di putar dri tape nya.. Ia brdiri terdiam didepan cermin membayangkan apa telah terjadi saat siang tadi dengan seorang gadis brnama aruni..
Sekali kali bibirnya menyungging senyum. Agaknya lgu gulali yg sedang diputar begitu mewakili perasaannya..
Ia membayangkan saat dimana aruni terjebak hujan ketika mau pulang dri kampusnya. Entah suatu kebetulan atau takdir yg telah digariskan. Dirinya yg harus menemani.
Karena merasa kasihan dn tak tega prana pun mengajaknya untuk pulang bersama, aruni sempat bingung ada rasa mau nolak namun cuma prana yg ia kenal orang yg ada disitu. Ya walaupun cuma beberapa jam yg lalu kenalnya. Belum ada hitungan hari.
Akhirnya arunipun mau menerima ajakannya.
Sepanjang jalan menuju arah pulang sama sekali tak ada obrolan. Keduannya saling canggung untuk memulai ngobrol tentang apa.. Hingga gerimis yg tdinya cuma rintik rintik menjadi hujan deras.
Pranapun memutuskan untuk berhenti dan berteduh di pinggir jalan. Di depan warung yg sudah tutup di kawasan pantura.
Keduannya basah oleh hujan. Aruni tampak kedinginan, bibirnya tampak biru. Sesekali ia menggosok" kedua tapak tangannya.
"dingin ya?" tanya prana datar.
Aruni mengangguk.. Dan dlm htinya bicara ya iyalah dingin. Udah tahu pake nanya.
Prana melepas jaketnya dan mendekat aruni " nih., siapa tahu bisa ngurangi rasa dingin kamu.. Ya ini juga basah si. Tpi lumayan kan" ucapnya sembari memberikan jaketnya.
"emang kamu gak dingin?" tanya aruni.
"ya aku ci gak apa apa. Masih bisa kuat nahan kok, ya udah di pake." jwb prana.
Arunipun mengenakannya namun setelah itu suasana kembali hening tanpa kata menyatu brsama dingin oleh hujan yg merinai.
Keduanya saling curi pandang, sesekali mata mereka bersirobok.
Ada rasa aneh dan lucu yg membuat pengen tertawa..
Kamu manis juPrana tersadar dri lamunannya oleh suara handpone'nya yg berdering. Ia segera menuju kasur tempat dimana benda seukuran genggam tangan itu berada dan mengambilnya, tertera nama doni dilayar hp. Pranapun menekan tombol hijau tuk menghubungkan panggilannya...
Sementara itu didalam kamarnya arunipun sedang bercerita pada mila sepupunya tentang perasaan yg dialaminya..
" i feel falling in love with him'' ucap aruni mengakhiri ceritanya pada mila, dengan memeluk bantal..
"berarti berhasil dong, rencana aku buat njodohin kamu sama prana.?" tanya mila dengan setengah tersenyum.
Aruni langsung melirik kaget pada mila. "oh..jadi..."
"jadi apa.? Enggak ding orang becanda kali. Lagian buat apa. Secara kamu tuh orangnya... " tukas mila memotong omongannya..
"orangnya apa? Kok berhenti ci? Tanya aruni dgn nada sedikit ketus.
"udahlah gak usah di lanjutin. Owh ya btw terus gimana rencana selanjutnya?" tukas mila lalu balik bertanya.
Aruni menggelengkan kepala " ya gak tahu.."
"gimana ci... Oh ya ni aku punya no hpnya." mila mencoba menawarkan no hpnya.
"untuk apa?' tanya aruni belaga oon.
"kamu tu tulalit apa bego si aruni sepupuku yg manis!" mila sedikit geram pada aruni "ya buat nelp dia bilang ke trimakasih atau apa. Ya sekaligus awal pedekatelah.." crocos mila menjelaskan dengan nada sedikit tinggi.
"biasa aja dong ngomongnya gak usah pake urat gitu.." tukas aruni menoyor kepala sepupunya itu.
". Tpi aku malu mil, masa ia cewek nelp duluan..?"
"halloo... Hari gini masih jaman ya cewek pasif nunggu di tegur duluan...?" ucap mila dgn teriak..
"yee.. Bagaimanapun aku cewek harus tetep bisa jaga image sebagi wanita yg tumbuh dgn budaya timur." jawab aruni beralasan.
"heemmmm.. Preeett..!! Najong banget.." mila menoyor pala aruni..
Keduannya pun larut dalam candaan menunggu kantuk menjeleng.
Dan mila memutuskan untuk nginep malam ini..
Entah. Banyak banget hal2 yg jdi obrolan. Begitulah cewek kalau sudah dlm kamar ada temannya pasti ngrumpi soal cowok.. ga. Gumam prana dlm lamunannya..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar